web stats

Rabu, 30 Maret 2016

Sama atau Berbeda?

Sunan Gunung Jati dan Fatahillah

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi, siang, sore, malam kawan....
Alhamdulillah nih bisa nongol lagi buat bikin post
InsyaAllah pada postingan kali ini, Arif bakal sedikit ngasih informasi dan pengetahuan tentang Sunan Gunung Jati dan Fatahillah.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kedua orang tersebut sama, dan ada juga yang mengatakan bahwa kedua orang tersebut berbeda.

Oke, inti masalahnya pada kali ini adalah apakah SUNAN GUNUNG JATI dan FATAHILLAH itu merupakan orang yang sama dan orang yang berbeda. Disini Arif bakal sedikit mengulas mengenai itu. Perlu diingat di awal, karena kemampuan, pengetahuan, dan  keterbatan sumber serta sosok Arif sebagai manusia yang sering melakukan kekhilafan maupun kesalahan yang tidak disengaja maupun disengaja maka Arif sangat memohon saran dan masukkannya mengenai postingan kali ini bila memang ada kesalahan.


Alhamdillah Arif sudah membaca dari berbagai sumber di internetv maupun di media cetak. Dan Arif bisa menyimpulkan bahwa SUNAN GUNUNG JATI dan FATAHILLAH merupakan dua orang yang BERBEDA. 

Sunan Gunung Jati merupakan seorang ulama besar dari kelompok ulama besar penyebar agama islam di Jawa yaitu Wali Songo. Nama asli Sunan Gunung Jati Adalah Syarif Hidayatullah putra Syarif Abdullah Putra Nurul Alam putra Jamaluddin Akbar. Ia menyebarkan agama islam di Jawa Barat.

Sedangkan Fatahillah adalah seorang Panglima perang Pasai bernama Fadhilah Khan, orang Portugis melafalkannya sebagai Fatahillah. ketika Pasai dan Malaka direbut Portugis, ia hijrah ke tanah Jawa unutk memperkuat arada kesultanan-kesultanan Islam di Jawa (Khususnya Demak, Cirebon, dan Banten). Setelah gugurnya Raja Pati Unus di kerajaan Demak,

Orang yang pertama kali menyimpulkan bahwa Fatahillah dan Sunan Gunung Jati merupakan orang yang sama adalah Dr. Husein Djajadiningrat. "Namanya memang bermacam-macam, tetapi orangnya hanya satu," begitu katanya (Tinjauan Krisis tentang Sejarah Banten, 1913)

Meskipun Kontroversial, pandangan Dr. Husein Djajadiningrat tadi mempunyai pengaruh yang amat luas di kalangan sejarawan. Hampir semua kepustakaan yang ada mengenai sejarah Indonesia hingga tahun 1970-an, khususnya sejarah Jakarta, banten, dan Cirebon, masih menganggap tokoh Fatahillah ini identik dengan Sunan Gunung Jati.

Banyak juga sejarawan yang menentang pendapat itu sampai pada tahun 1972 ditemukan sebuah naskah kuno di Indramayu. Kitab kuno itu, Carita Purwaka Caruban Nagari yang ditulis pada tahun 1970 oleh Pamgeran Arya Carebon, tokoh dari Pasao itu bernama Fadhilah Khan, diidentifikasi sebagai Fatahillah, dia lahir pada tahun 1490. Sementara  tokoh Sunan Gunung Jati, dengan nama asli Syarif Hidayatullah, lahir pada tahun 1448 di mekkah dan tiba di Cirebon sekitar tahun 1470. Namun yang menjadi masalah, masa penulisan kitab ini adalah 200 tahun setelah masa hidup Fatahillah. Kitab ini pun masih diragukan keasliannya oleh banyak pihak karena banyaknya kekeliruan penulisan.

Pendapat lain juga mengatakan bahwa Fatahillah merupakan menantu dari Sunan Gunung Jati dan Sunan Gunung Jati merupakan mertua dari Fatahillah. Pada saat kerajaan Pajajaran melakukan hubungan dengan Portugis di Banten, kerajaan Demak merasa terancam dengan itu. Maka dengan motif untuk mengusir Portugis dan menyebarkan agama islam, maka kerajaan Demak mengirimkan pasukannya di bawah kepemimpinan Fatahillah lalu Fatahillah meminta bantuan kepada Sunan Gunung Jati di Cirebon. Maka Fatahillah dan pasukan dari kerajaan Demak dibantu dengan Sunan Gunung Jati dan anakanya MAulana Hasanuddin menyerang Portugis di Batavia dan berhasil mengusirnya lau Fatahillah mengganti nama Batavia menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan yang gemilang, ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Banten.

Bukti yang terakhir yang saya temukan yang menjadi bukti paling penting yang bisa menunjukkan bahwa Sunan Gunung Jati dan Fatahillah merupakan dua orang yang berbeda adalah bahwa makam kedua tokoh tersebut adalah berbeda. Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1568, dalam usia 120 tahun. Bersama ibunya, dan pangeran Cakrabuasa beliau dimakamkan di Gunung Sembung. Dua tahun kemudian wafat pula Fatahillah yang dimakamkan di tempat yang sama, makam kedua tokoh itu berdampingan, tanpa diperantarai apapun juga.

Keterangan: 1. Sunan Gunung Jati, 2. Fatahillah

Demikianlah keterangan yang bisa saya berikan kepada kawan-kawan semua,
Semoga bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan kawan-kawan semua,
Sekali lagi Arif sangat menerima dan terbuka terhadap kritik yang membangun pada postingan kali ini,
Arif pamit undur diri dulu,
Semoga bisa ketemu di lain waktu,
Wasslamu'alaikum Wr. Wb.

Sumber:
https://ayunara.wordpress.com/2009/04/01/137-sunan-gunung-jati-sekitar-komplek-makam-dan-sekilas-riwayatnya-res/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar