web stats

Kamis, 04 Februari 2016

EXPERIENCES (FIRST)

Pengalaman Tersedih

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ketemu lagi nih sama Arif kawan, gimana kabarnya sehat kan?
Oke, sekedar pembukaan di postingan kali ini, di blog ini Arif terbuka aja nih,
Jadi salah satu tugas dari guru sejarah ane tu, ane disuruh nulis pengalaman ane, dua pengalaman, yatu pengalaman tersedih ama pengalaman menyenangkan.
Oke karena deadlinenya udah mau abis, jadi ane bagi tugas itu jadi 2 postingan.
Kawan-kawan pasti udah tau mau di postingan ini mau cerita apa dari judulnya,
Yap, sekarang Arif mau cerita salah satu sejarah dari seorang pemuda yang tampan dan berani yang sedang berjuang demi masa depannya dengan pantang menyerah. (Mantap)
So,,, Cekidot =>


Sang surya mulai bekerja lagi seperti biasanya, namun sayangnya dia kalah cepat dariku, sebelum sinarnya menyinari istanaku, aku sudah terbangun dari mimpi yang panjang. Hari itu, tanggal 13 juni 2015, merupakan salah satu hari yang bersejarah bagiku, bukan hanya diriku, tapi semua teman teman satu angkatanku, Angkatan 36 MTsN Model Pandeglang 1. Pagi itu, aku bersiap-siap untuk pergi ke Graha Pancasila (GP) yang ada di dekat alun-alun kotaku, Pandeglang. Untuk apa? Untuk melaksanakan dan mengikuti Upacara Pelepasan Kelas IX dan Kenaikan Kelas VII dan VIII. Ya, acara perpisahan. Setelah selesai bermunajat kepada Allah Swt., aku bergegas mandi lalu sarapan agar energiku di hari yang sibuk ini terpenuhi. Aku berdandan di cermin dengan teliti, aku berusaha untuk memiliki penampilan terbaik di hari ini. Celana panjang hitam dengan atasan kemeja berlengan panjang berwarna merah marun yang ditutupi oleh jas hitam dan dilengkapi oleh dasi hiitam panjang membuat diriku sudah siap untuk memulai hari ini. 

Temanku datang ke rumahku, rencananya aku akan pergi bersamanya. Dengan tergesa-gesa aku memakai sepatu pentopel hitamku yang tampaknya cocok dengan kaus kaki yang telah kupakai.
Aku dan temanku pergi ke GP menggunakan Angkutan Kota (Angkot) kami mengobrol seperti biasa di dalam angkot, dia adalah salah satu teman kelasku sekaligus teman dekatku. Perjalanan memakan waktu 15 menit. Setelah sampai, kami langsung masuk ke sana dan di sana terlihat banyak sekali kerumunan orang, baik itu siswa siswi sekolahku, para guru, para orang tua murid, maupun orang orang yang mau melihat acara ini.

Setelah semua kelas IX duduk di bangku yang telah disediakan sang Master Of Ceremony (MC) memulai acara ini. Acara perpisahan ini sangat meriah, diisi oleh sambutan dari Kepala Sekolah, dan perwakilan orang tua murid kelas IX yang kebetulan adalah ayahku. Selain itu di sana ada berbagai penampilan seni, tarian-tarian, dan persembahan paduan suara dari dua kelas, kelasku termasuk di dalam penampilan tersebut. Lalu selama acara, ada tim paduan suara yang diisi oleh murid kelas VII dan VIII.

Prosesi upacara adat, merupakan salah satu acara yang sakral, diwakili oleh satu orang siswa dan satu orang siswi dari kelas IX, upacara dimulai dengan pertunjukan tarian rampak bedug lalu ada murid yang berperan sebagai kakek tua yang memberikan nasehat kepada kelas IX dan dia juga mengiring 2 orang perwakilan kelas IX itu menuju panggung yang disana sudah ada Kepala sekolah dan ibu guru yang duduk di atas kursi. Lalu murid putra bersimpuh di depan kepala sekolah dan murid putri bersimpuh di depan ibu guru. Kepala sekolah memberi nasihat-nasihat dan amanat kepada kelas IX yang akan lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, suasana begitu haru dan air mataku hampir keluar. Setelah itu 2 orang murid itu kembali dan selanjutnya pelepasan kelas IX secara simbolis yang diwakili dengan pelepasan dua ekor burung merpati oleh Kepala Sekolah.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, pengalungan medali kelulusan oleh kepala sekolah. Satu-persatu murid ke atas panggung, di sana sudah ada Kepala Sekolah yang siap untuk mengalungkan medali kepada murid kelas IX. Giliranku maju, "Ini Saatnya" Pikirku. aku naik ke atas panggung lalu Kepala Sekolah mengalungkan medali kelulusan kepada diriku, aku bersalaman dengannya dan memeluknya dengan erat, setelah itu aku turun panggung sambil bersalaman dengan semua guru yang sudah berbaris dan kembali ke tempat duduk. "Aku Lulus!" Pikirku. Raut muka murid-murid kelas IX terlihat bahagia.

Lalu pembacaan murid-murid berprestasi, Alhamdulillah namaku termasuk nama yang dipanggil dalam daftar itu. Setelah itu Pembacaan Do'a sebagai tanda bahwa acara sudah berakhir. Lalu, aku berkumpul bersama teman-teman sekelasku lau berbincang-bincang dan berfoto bersama wali kelasku, satu-persatu dari mereka mulai pulang ke rumah, termasuk aku.

Aku bergegas pulang ke rumahku. Membereskan barang-barangku lalu berganti baju. lalu aku merebahkan badanku di kasur. Perasaanku sekarang hampa, tanpa tujuan. Perasaan yang berbeda yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku masih ingat detik per detik acara perpisahan tadi. Mungkin teman-temanku menganggap bahwa itu merupakan salah satu peristiwa yang sangat istimewa bagi mereka. Namun acara perpisahan tadi merupakan salah satu kesedihan bagiku. Bagaimana tidak, acara perpisahan tadi menandakan bahwa mulai saat ini juga, aku harus berpisah. Berpisah dengan semua yang pernah aku lihat dan rasakan selama masa 3 tahun di MTs. Berpisah dengan sekolah, guru-guru, teman-teman, dan suasana sekolahku. Jujur, aku sangat sedih.

Seiring waktu, perpisahan akan terus terjadi dan memang harus terjadi. Kenapa? karena dengan perpisahan kita akan berubah, berubah menajdi yang lebih baik. Dan dengan perpisahan juga, kita akan tahu dan sadar betapa berharganya apa yang kita miliki selama ini. Kita juga tidak bisa memprediksi dan menentukan kapan perpisahan itu akan terjadi.

Namun yang harus aku lakukan sekarang adalah sadar dan bangkit dari ini semua, bangkit dari keterpurukan ini, aku tidak boleh terus tenggelam dalam lautan kesedihan ini. Aku harus tetap terus berjuang demi meraih cita-citaku di masa depan. Aku yakin bahwa Allah Swt. akan mengganti semuanya dengan sesuatu yang lebih baik. Namun, aku akan selalu ingat hari ini, hari dimana salah satu pengalaman tersedihku terjadi.

Biarkan peristiwa ini masuk ke dalam salah satu sisi dari lingkaran sejarah kehidupanku.

To Be Continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar