TEORI PENYEBARAN AGAMA HINDU DAN BUDDHA
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Akhirnya bisa bertemu
lagi sama Arif kawan.
Ngomong-ngomong Arif
sekarang lagi inget sama tontonan masa kecil Arif nih,
Siapa sih yang tidak
kenal "Kera Sakti"
Emang salah satu serial Televisi
jaman dulu yang satu ini termasuk yang banyak digemari dari berbagai kalangan.
Serial ini menceritakan
tiga sekawan yaitu Sun Go Kong seekor manusia berwujud kera (Atau sebaliknya),
Pat Kai seekor manusia berwujud babi (Atau sebaliknya) dan Wu Ching yang
menemani guru mereka Tom Sam Chong berkelana mencari kitab suci.
Nah, latar belakang
serial yang udah Arif ceritain itu adalah agama Hindu. Ini berkaitan ama
bahasan dari post yang bakal Arif bikin kawan.
Agama Hindu itu
merupakan salah satu agama yang tua yang sudah ada di Indonesia dan selalu
dikaitkan dengan agama Buddha.
Nah pada kesempatan kali
ini, Arif bakal ngebahas tentang teori-teori penyebaran agama tersebut.
Teori Penyebaran Agama Hindu dan Buddha
Agama Hindu dan Buddha
tidak begitu saja masuk ke Indonesia, namun ada suatu proses yang memakan waktu
yang lama. Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya sesuai dengan pemikiran
mereka serta bukti yang ada.
Teori masuknya Hindu
Buddha ke Nusantara yang dikemukakan oleh ahli sejarah umumnya terbagi menjadi
dua pendapat, yaitu:
1. Pendapat pertama
menyebutkan bahwa dalam proses masuknya kedua agama ini, bangsa Indonesia hanya
berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar menerima budaya dan
agama dari India. Ada empat teori yang menyokong pendapat ini
yaitu Teori Brahmana, Teori Ksatria, Teori Waisya, dan Teori Sudra.
2. Pendapat kedua
menyebutkan bahwa bangsa Indonesialah yang berperan aktif dalam penerimaan agama dan kebudayaan Hindu Buddha dari India. Teori
yang menyokong pendapat ini adalah Teori Arus Balik
1. Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh J.C. Van
Leur. Menurutnya agama dan kebudayaan Hindu Buddha dibawa dari India
menuju Indonesia oleh para pemuka agama atau para kaum Brahmana. Golongan
Brahmana ini sengaja diundang oleh para penguasa atau kepala suku di Indoensia
pada saat itu agar mereka dapat mensahkan atau melegitimasi (Investitur)
kekuasaan mereka sebagai kepala suku di Indonesia sehingga setaraf dengan raja-raja
di India serta untuk menyebarkan ajarannya kepada masyarakatnya yang masih
menganut ajaran animisme dan dinamisme. Teori ini juga dilandaskan pada
prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia pada masa
lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang
di India sendiri hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Hanya kasta Brahmanalah
yang mempunyai hak dan mampu membaca kitab suci sehingga penyebaran agama Hindu Buddha ke Indonesia hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana. Namun teori ini juga
memiliki kekurangan. Raja di Indonesia akan sangat sulit mempelajari kitab Weda
dan ada aturan bahwa kaum Brahmana tidak diperbolehkan menyebrangi lautan,
aplagi meninggalkan tanah kelahirannya.
2. Teori Ksatria (Kolonialisme)
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K.
Bosch, Mookerji, dan C.C. Berg. Teori
ini berisi bahwa agama dan kebudayaan Hindu Buddha yang sekarang berada di Indonesia
dibawa oleh para kaum Ksatria (Raja/Pangeran). Teori ini berkaitan dengan sejarah kebudayaan India pada periode yang sama.
Seperti diketahui bahwa di awal abad ke-5(Sumber lain menuliskan Abad ke-2) Masehi, kerajaan-kerajaan di India(Sumber lain menuliskan kerajaan di India Selatan) mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari
golongan ksatria di kerajaan kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap
melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu Buddha. Dalam perkembangannya mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di Indonesia. Teori ini juga memiliki kekurangan. Kalangan Ksatria tidak mengerti agama dan hanya mengurusi pemerintahan, lalu adanya ketidakmungkinan seorang pelarian mendapat kepercayaan dan kedudukan mulia seperti raja, selain itu bukti arkeologis menunjukkan bahwa rajadi Indonesia adalah raja asli Indonesia bukan orang India. Selain itu kelemahan teori ini yaitu tidak adanya tanda atau bukti peninggalan sejarah yang menunjukkan bahwa India pernah menaklukkan Indonesia.
3. Teori Waisya
Teori ini dikemukakan oleh N.J Krom. Teori ini menjelaskan bahwa agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia disebarkan melalui para pedagang (Golongan Waisya) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Mereka menyebarkan kebuadayaan Hindu Buddha saat melakukan aktivitas jual beli. Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali berhembus. Selama menetap mereka juga melakukan aktivitas dakwahnya kepada masyarakat setempat. Bahkan ada diantara mereka yang sampai menikah dengan masyarakat setempat. Maka kemungkinan tersebarnya kebudayaan Hindu Buddha pun semakin besar. Namun teori ini memiliki kekurangan bahwa yang mampu dan bebas mengetahui isi kitab suci hanyalah kaum Brahmana, ini disebabkan karena bahasa yang dipakai adalah bahasa kitab (Sanskerta), bukan bahasa asehari-hari (Pali).
4. Teori Sudra
Teori ini dikemukakan oleh Van Faber. Teroi ini mengatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu Buddha dibawa oleh Kaum Sudra atau budak yang ingin merngubah nasib mereka yang bermigrasi ke wilayah nusantara. Mereka menetap dan mengajarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi dan ada juga yang menikah dengan masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang sangat signifikan terhadap arah kepercayaan mereka awalnya yan gebrupa animisme dan dinamisme menjadi Hindu Buddha. Teori ini lemah karena pada dasarnya kebudayaan Hindu Buddha bukanlah milik dan cakupan kasta mereka sebab kebudayaan Hindu Buddha dianggap terlalu tinggi untuk mereka.
5. Teori Arus Balik (Nasional)
Teroi ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Teori ini menyatakan bahwa tersebaranya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia diakibatkan oleh peran aktif dari Bangsa Indoensia itu sendiri. Menurut Bosch, yang pertama akali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu Buddha. Karena pengaruhnya itu, ada diantara tokoh masyarakat yang tertari kuntuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar Hindu Buddha. Sekembalinya ke Indonesia merekalah para kaum terpelajar yang mengajarkannya pada masyarakat. Teori ini juga dilandasi dengan temuan adanya unsur-unsur kebudayaan India di budaya Indonesia. Menurut Bosch juga, pada masa itu telah terbentuk golongan cendikiawan di dalam amsyarakat Indonesia yang disebut "Clerk". Proses akulturasi anatar masyarakat Indonesia dengan masyarakat India disebut sebagai proses penyuburan.
Bukti-bukti masuknya agama Hindu dan Buddha di Indonesia:
1. Adanya Arca Buddha bergaya Amarawati (Gaya India Selatan) di Sempaga, Sulawesi Selatan dan di Jember. Arca di Sempaga merupakan Arca tertua. Selain itu ditemukan pula Arca bergaya Gandhara (Gaya India Utara) di Bukit Siguntang, Sumatera Selatan dan di Kota Bangun, Kutai.
Bukti-bukti masuknya agama Hindu dan Buddha di Indonesia:
1. Adanya Arca Buddha bergaya Amarawati (Gaya India Selatan) di Sempaga, Sulawesi Selatan dan di Jember. Arca di Sempaga merupakan Arca tertua. Selain itu ditemukan pula Arca bergaya Gandhara (Gaya India Utara) di Bukit Siguntang, Sumatera Selatan dan di Kota Bangun, Kutai.
2. Adanya prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta di Kutai dan Tarumanegara.
3. Adanya penganut agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
4. Berkembangnya seni patung di Indonesia.
5. Penggunaan istilah Warman sebagai nama raja seperti di India.
6. Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha.
7. Penggunaan bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa dalan kehidupan masyarakat.
8. Adanya Candi bercorak Hindu (Misalnya Prambanan) dan Buddha (Misalnya Borobudur)
9. Adanya kitab-kitab sastra yang bercorak Hindu.
10. Berita asing yaitu seorang china bernama I-Tsing memberitakan mengenai adanya kerajaan Sriwijaya yang menjadi pusat penyebaran agama Buddha. Guru agama Buddha terkenal dari Sriwijay yaitu Sakyakirti.
3. Adanya penganut agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
4. Berkembangnya seni patung di Indonesia.
5. Penggunaan istilah Warman sebagai nama raja seperti di India.
6. Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha.
7. Penggunaan bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa dalan kehidupan masyarakat.
8. Adanya Candi bercorak Hindu (Misalnya Prambanan) dan Buddha (Misalnya Borobudur)
9. Adanya kitab-kitab sastra yang bercorak Hindu.
10. Berita asing yaitu seorang china bernama I-Tsing memberitakan mengenai adanya kerajaan Sriwijaya yang menjadi pusat penyebaran agama Buddha. Guru agama Buddha terkenal dari Sriwijay yaitu Sakyakirti.
Nah, gimana tuh kawan postingan tadi? Keren gak?
Kita ga bisa mengatakan teori ini salah teori ini yang benar, karena pada dasaranya teori itu semua merupakan pendapat dari yang mengemukakannya dan mereka juga pasti punya bukti yang mendukung teori mereka itu kawan, kita hanya bisa mengatakan menerima atau tidak.
Sekian dulu nih dari Arif, semoga bisa bermanfaat buat kawan-kawan semua ya,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Sumber:
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar